Minggu, 26 Januari 2014

PERCOBAAN 1 PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM DALAM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM


1.1   Pendahuluan

1.1.1        Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.

1.1.2        Latar Belakang
Laboratarium adalah suatu tempat dimana mahasiwa atau praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja dilaboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat bahaya. Selain itu, peralatan yang berada didalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengatahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tetapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker gelas ataupun arjenmayer karena ketelitian jelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker gelas hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker gelas namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh untuk mengukur sampel yang sangat sensetif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut.
     Mengikat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan laboratorium, maka dalam praktikum ini memperkenalkan alat laboratorium dirasa penting agar setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan.



1.2   Dasar Teori
Definisi ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana benda atau materi di alam raya dapat diubah dari bentuk yang ada dengan sifat-sifat tertentu menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat berbeda. Sebagai contoh, ilmu kimia memberikan pengetahuan yang memungkinkan untuk perubahan bentuk minyak alami menjadi berbagai bahan bakar dan sejumlah besar plastik, obat-obatan dan pestisida (Petrucci dkk, 1987: 1)
Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasama antar praktikan. Pengamatan dan percobaan menghasilkan data kualitatif yang didapat melalui pengukuran. Dalam mengukur harus memerhatikan keabsahan yang menyangkut alat ukur, dan kuantitas pengukuran yang menyangkut kecermatan dan ketelitian. Data hasil pengukuran harus menggunakan satuan dengan aturan-aturannya (Tim Dosen Teknik Kimia, 2009:1).
Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib kecil kemungkinan mencampuradukkan sampel, salah menambah reagensia, menumpahkan larutan dan memecahkan alat kaca. Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar mulai dari meja praktikumnya sendiri ke rak dimana tersedia bahan-bahan untuk seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk mencari sebuah benda kecil dalam kumpulan alat kaca yang berantakan atau untuk mencuci suatu botol reagensia tertentu yang salah ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak meja. Bahkan 646466korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Day and Underwood, 1999:1)
Selama berada laboratirium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri dan orang lain. Jaganlah melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan lainya, sehingga anda tidak pahami dengan baik, apalgi yang diluar prosedur percobaan.
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day and Underwood, 1999: 577-578).

Alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum kimia, meliputi (Day and Underwood, 1999: 581-586):
1.    Pembakar gas.
  Bagian-bagian dari pembakar gas meliputi:
(i)    Pipa pemasukan gas.
(ii)   Lubang pemasukan udara.
(iii)  Pipa pencampuran gas dan udara.
Pembakar gas berfungsi pada pemanasan zat dengan menggunakan gas dan udara.
2.    Kaki tiga   
Alat ini terbuat dari bahan besi, berbentuk seperti kursi bulat tetapi hanya berkaki tiga. Dipergunakan sebagai tungku, dimana di atasnya terletak wadah bahan-bahan yang dipanaskan di antara ketiga kakinya.
3.    Segitiga porselin
Alat ini dipergunakan untuk penopang wadah bahan-bahan seperti cawan porselin yang dipanaskan di atas kaki tiga.
4.    Kasa asbes
Alat ini terbuat dari bahan kasa abses, dibentuk bulat pada dasarnya terbuat dari kawat. Digunakan sebagai alat pada pemanas alat-alat gelas.
5.    Tabung reaksi
Alat ini terbuat dari kaca, digunakan untuk melakukan percobaan-percobaan reaksi kimia dalam bentuk larutan.
6.    Gelas piala
Gelas kimia ini terbuat dari bahan kaca dan digunakan sebagai tempat zat kimia cair yang digunakan untuk praktikum. Selain itu juga dapat menguapkan pelarut untuk memekatkan.
7.    Erlenmeyer
Alat ini dibuat dari kaca digunakan sebagai wadah zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang juga dipakai untuk memanaskan larutan.
8.    Gelas ukur (Labu ukur)
Alat ini terbuat dari gelas dengan berbagai ukuran. Berbentuk lonjong dan dapat ditegakkan. Digunakan untuk mengukur volume zat. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut panas.
9.    Pipet tetes
Alat ini mempunyai bentuk seperti pipa kaca, dan alat pemencetnya karet vulkanisir. Digunakan untuk memindahkan beberapa tetes zat cair.
10.  Pipet gondok
Alat ini terbuat dari gelas dengan bagian tengahnya membesar dan ujungnya meruncing. Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan tepat.
11.  Pipet Mohr
Alat ini mirip dengan buret dan digunakan untuk mengukur volume larutan dengan ketepatan di atas gelas ukur. Tetapi biasnya pipet ini tidak digunakan bila dituntut ketepatan yang tinggi .
12.  Batang pengaduk
Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya dalam bekker. Disamping itu batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari bejana yang satu ke bejana yang lain.
13.  Botol semprot
Botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung ke bagian utama botol ini. Digunakan untuk membilas dinding dalam bejana kaca, untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang hilang.
14.  Desikator
Desikator adalah alat yang berbentuk sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol.

Dalam percobaan sering dilakukan titrasi. Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibuthkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi merupakan metode penambahan suatu larutan dari buret dalam larutan lain untuk menentukan banyaknya tiap-tiap larutan yang saling bereaksi satu sama lain (Anonim, 2009).
Penyaringan merupakan salah satu prinsip unit operasi yang biasanya digunakan pada pengolahan air minum. Faktor yang mempengaruhi penyaringan adalah kekeruhan. Adapun alat yang digunakan di dalam penyaringan adalah kertas saring, penyaring abes murni, lempeng berpori dari kaca bertahan seperti pyrex (krus penyaring kasa masir) (Anonim,2008).
Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia di laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang bertambah. Fakta ini membentuk dasar untuk mengerjakan soal yang membahas pengenceran.

Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan satu larutan dengan molaritas tertentu:
1.      Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri (labu ukur).
2.      Ditambahkan air suling.
3.      Campuran digoyak melingkar (diolek) untuk melarutkan zat terlarut.
4.      Setelah ditambahkan air lagi, gunakan pinset tetes untuk menambahkan air dengan hati-  hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit pada tanda lingkaran di leher labu.
5.      Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam (James E. Brady,1994:87-88).

Kertas saring mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1.      Tidak inert, yaitu dapat rusak oleh basa dan asam pekat dan macam-macam oksidator yang dapat mengakibatkan bocor.
2.      mekanisnya kurang, dapat sobek atau ambrol sehingga bocor dan terbawa, terutama untuk penyaringan dengan vakum agak menyulitkan.
3.      Dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan yang disaring.
4.      Untuk gravimetri perlu dibakar habis karena tidak dapat dikeringkan sampai mencapai
berat tetap (W. Hardjadi, 1990: 97).




1.2   METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1  Alat
-      Gelas ukur
-      Tabung reaksi
-      Pipet tetes
-      Gelas Arloji
-      Laba takar
-      Kertas saring
-      Corong
-      Oven
-      Desikator
-      Penjepit
-      Pengaduk
-      Gelas beker
-      Pipet gondok
-      Pingan porselin
-      Rangkaian alat
Keterangan :
1.      Corong
2.      Buret
3.      Statif
4.      Erlanmayer






     ( Gambar 1.1 Rangkaian alat titrasi )




1.3.2    Bahan
               Bahan yang digunakan adalah :
-      Aquadest
-      CuSO4
-      H2SO4
-      Pb Asetat 0,1 M

1.3.3   Prosedur Kerja

               1.3.3.1  Pengenalan Alat Gelas
1.      Mencuci tabung reaksi,pipet,labu takar,gelas piama,Erlenmeyer dan buret.
2.      Memasukkan 25 ml aquadest ke dalam Erlenmeyer 250 ml dengan menggunakan pipet
3.      Mengisi buret dengan aquadest pada sembarang angka Bamminiskus nya.mengeluarkan dengan lambat sampai beberapa millimeter lihat miniskannya. Lihat miniskannya lagi.
4.      Menghitung volume air yang keluar
5.      Mengisi lagi dan membaca miniskus asalnya dan mengeluarkan dengan cara cepat membaca miniskusnya.
6.      Mengisi buret dengan larutan CuSO4 0,1 M,membaca miniskus awalnya.

1.3.3.2  Penyaringan
1.      Mengambil 5 ml Pb asetat (Pb (CH3COO2) 0,1 M kedalam tabung reaksi
2.      Menambahkan 5 ml larutan CuSO4 0,1 M mengamati endapan yang terjadi
3.      Mengambil kertas saring,menimbang dengan neraca anatitis dan melipat menjadi 4 lingkaran kemudian lipat lagi 2-3 lipatan.
4.      Memasukkan kertas yang sudah dilipat kedalam corong kemudian membasahi dengan air aquadest hingga melekat
5.      Memasang corong yang sudah berkertas saring di atas Erlenmeyer untuk menampung filtrat cucian.
6.      Menuangkan larutan yang sudah dilakukan pada langkah 1 kedalam corong yang sudah berkertas.
7.      Mengoven kertas saring dan endapannya sampai kering kemudian menimbang kertas saring dan endapannya yang sudah di oven.
1.3.3.3  Pengenceran
             1. Mengambil 5 ml HCl dari erlanmayer kedalam labu ukur dengan pipet tetes.
             2. Memasukkan aquadest kedalam labu ukur samapi 100 ml.
 
                                                                                    Keterangan :
1.      Corong Buncher
2.      Gelas beker
3.      Fitrasi




              ( Gambar 1.2 Rangakaian alat fitrasi )

1.3.3.4  Pembakaran
                                                                          Keterangan :
1.      Erlanmayer
2.      Kora
3.      Kaki 3
4.      spiritus
 






         ( Gamabar 1.3 Pembakaran )

1.3.3.5  Pantitrasi
1. Mencuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlanmayer dan buret.
2. Memasukkab 25 ml aquadest kedalam erlanmayer 250 ml dengan menggunakan botol semprot dilanjutkan dengan pipet.
3. Mengisi buret dengan aquadest pada angka manapun. Baca minirkarnya, keluarkan dengan lambat sampai beberapa mili liter lihatlah miniskernya, hitunglah volume air yang keluar kemudian, baca lagi mineskernya yang ini mengeluarkan lagi dengan cepat baca miniskernya.
4. Isi buret dengan larutan CaCO3 0,1 ml.  Baca minisker awal, terdapat perbedaan dengan cara membaca miniskus larutan bening dengan larutan CaCO3, antara lain cara membaca miniskus larutan bening ialah miniskus bawah yaitu cakungan yang dibawah menjadititik bacanya. Sedangkan, untuk larutan Curu4 cara membaca miniskusnya ialah miniskus atas yaitu cekungan yang ada di atas yang menjadi titik bacanya.


























1.1  HASIL DAN PENGAMATAN

1.4.1   Hasil Pengamatan
           Tabel 1.1 Macam – macam alat laboratorium dan fungsinya.
No
Alat dan Gambar
Keterangan
1.
Kaki 3
Digunakan untuk tungku untuk wadah bahan-bahan yang akan di panaskan.
2.
Sudip
Digunakan untuk mengambil unsur bahan kimia.
3.
Gelas Erlanmayer
Digunakan untuk mentitrasi larutan dengan variabel volume yang dapat berubah-ubah.
4.
Gelas piala/ beaker
Digunakan sebagai tempat larutan, dan bisa juga untuk tempat zat sementara
5.
Tabung reaksi
Digunakan untuk melarutkan zat dalam jumlah sedikit.
6.
Rak tabung reaksi
Digunakan untuk menempatkan atau meletakkan tabuk reaksi
7.
Pinggan porselin
Digunakan untuk mencampurkan bahan kimia yang berupa atau bersifat padat.
8.
Tempat aquades
Digunakan untuk menempatkan air bersih untuk menetralkan.
9.
Gelas Ukur
Digunakan untuk menempatkan larutan bahan kimia.
10.
Corong
Digunakan untuk membantu menyaring, dan memasukkan larutan kedalam tabung agar tidak tumpah.
11.
Pipet
Digunakan untuk memindahkan tetesan larutan kimia/ zat yang berbahaya.
12.
Termometer
Digunakan untuk mengukur suhu
13.
Buret
Digunakan untuk mencampurkan / mentitrasi / mengukur volume larutan.
14.
Gegep
Digunakan untuk pengambilan alat – alat yang bersuhu panas atau yang di panaskan.
15.
Porselin
Digunakan untuk membandingkan larutan satu dengan yang lainya.




















1.4.2    Pembahasan
          Sebelum melakukan praktikum kita harus mengenal alat-alatnya dan fungsi alatnya.kita memperhatikannya dengan baik terutama menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum dan kita dapat melatih ketelitian dalam mengukur suatu zat atau senyawa.
        Kebersihan alat-alat terutama yang harus diperhatikan dalam sebelum melakukan praktikum untuk mencegah adanya kontaminasi.
     Prinsip penyimpanan alat-alat dan membawa alat-alat harus disimpan di tempat yang umum karena alat-alat terbawa dari bahan kaca yang mudah pecah dan retak dan yang harus dilakukan lagi kita harus mengambil secara hati-hati dan membawa dengan cara yang disarankan pendamping.
          Terdapatnya miniskus disebabkan karena adanya gaya tarik menarik antara zat yang berbeda sifatnya.kohesi adalah adanya gaya tarik menarik antara dua zat,miniskus atas digunakan untuk membaca larutan gelap.miniskus bawah digunakan untuk cairan bening.
     Dilakukan penyaringan karena adanya perbedaan ukuran didalam suatu zat yang ada didalam campuran,dengan adanya penyaringan akan menghasilkan filtrat yang lebih jernih.
     Titrasi biasanya menggunakan indikator adalah suatu larutan-larutan yang akan berubah warna pada saat mencapai ekuivalen atau asam dan basanya,titrasi adalah percobaan untuk menentukan asam dan basanya.













1.5    PENUTUP

1.5.1  Kesimpulan
     Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini
1.      Pengenalan alat-alat mengetahui nama-nama alat serta fungsinya agar praktikum lebih efektif.
2.      Melatih ketelitian dalam mengukur suatu zat atau senyawa.
3.      Alat-alat banyak terbuat dari kaca maka harus hati-hati dalam menggunakannya.
4.      Pembersihan alat-alat juga harus sebelum melakukan praktikum.
5.      Menghitung hasil praktikum yang dilakukan.
6.      Mengetahui bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh dan cara penanganannya.

1.5.2  Saran
        Sebelum mengadakan praktikum harus memberitahu nama-nama alat dan bahannya secara detail dan membersihkan alat-alat sebelum melakukan praktikum menjaga kebersihan alat-alat sebelum melakukan praktikum dan menyusun alat di atas meja secara rapi.

















DAFTAR PUSTAKA
           
Anonim1, 2009,
http://menlh.go.id/apec_vc/en/bcal/water_23.html.
Diakses tanggal 23 Oktober

Anonim2,2009,
http://kimia.upi.edu/utama/belajar/kuliah_web/2008/2009SriRatisah05428/materi.html
Diakses tanggal 23 Oktober

Brady, James. E, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, hlm 325 dan 331,
Binarupa Aksara, Jakarta.

Day, R.A. Jr dan A. L Underwood,1998, Analisa kimia kuantitatif, Edisi Revisi,
Terjemahan R.Soedoro dkk, hlm 1-5 Erlangga, Jakarta.

Harjadi, W, 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit Gramedia Indonesia, Jakarta.

Petrucci, Ralph. H, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid II,
hlm 29 dan 337, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Syukri, S, 1999, “Kimia Dasar” , Penerbit ITB, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar